ABSTRAK
Lebih dari sebuah agama, Islam
telah lama dikenal sebagai prinsip hidup yang universal. Banyak ajaran-ajaran
dalam Islam, terutama tentang interaksi sosial antar masyarakat yang sangat
kompatibel dengan kehidupan manusia. Sistem perekonomian misalnya, Islam sejak berabad-abad lalu mengenalkan
kita kajian tentang ekonomi Islam dalam prinsip muamalah. Hal ini juga secara
empiris dapat diketahui melalui cerita-cerita sirah Nabawiyah yang
terjaga sampai sekarang. Salah satu yang menarik dari ajaran Islam tentang
mumalah adalah semangat kewirausahaan. Nabi Muhammad SAW merupakan contoh
terbaik untuk referensi prinsip wirausaha. Jika dikaitkan dengan perkembangan
perekonomian saat ini, khususnya di Indonesia,kita tengah mempersiapkan diri
menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean. Sebauh kesepakatan untuk menajdian
kawasan Asean lebih kuat dan besar
melalui integarsi perekenomian antar-negara. Penelitian ini bermaksud
menjembatani kebutuhan sumber daya manusia untuk menghadapi MEA. Dengan
menyatukan prinsip ekonomi islam melalui sekolah-sekolah kejuruan untuk
menciptakan tren wirausaha yang lebih mapan dan sesuai ajaran agama.
VOCATIONAL EDUCATION AND ENTREPRENEURSHIP
: THE STUDY OF ISLAM IN THE ERA OF ECONOMIC
DEVELOPMENT IN MEA
More than a religion, Islam has been known as a universal life guidance. Plenty of Islamic thoughts and
wisdom, mainly about how people interact each other, are very compatible with
today’s life. For example, the economic islamic principles, for centuries Islam
brought us so many perfect literatures about Muamalah. This fact is also
supported by the flawless history of The Prophet Muhammad SAW. One of the most
attractive thoughts about Muamalah is the spirit of enterprenuership in Islam.
The Prophet has been the best role model for becoming a successful
enterpreneur. This point of view would fit when it is mirrored to today
economical world, mainly in Indonesia, while we all preapering ourselves to
face Asean Econimic Community (AEC). A very challenging economical dealings
amongst Asean countries by integrating its economic activities. This research
is aimed to bridge those two things, the spirit of Islamic enterprenuership and
the preparation towards AEC.By compiling the islamic principle through
vocational schools, to create a better and religious enterpreneur.
Kata Kunci : Pendidikan Vokasi,Wirausaha, Ekonomi
Islam, Mea
PENDIDIKAN VOKASI DAN WIRAUSAHA: KAJIAN
ISLAM DALAM MEMBANGUN EKONOMI MENGHADAPI ERA MEA
ABD.BASIT
A.Latar Belakang
Salah
satu fungsi pendidikan bagi manusia
yang penting dan strategis adalah
mendorong terjadinya perubuhan hidup manusia berupa kesejahteraan lahir. Sebagai khalifah manusia dituntut mampu
merubah dan manpaatkan potensi alam yang kaya ini untuk kepentingan dan
kebahagian umat mansuai walau pada tingkat sosial yang berbeda. Pada tingkat
individu, pendidikan mampu mengembangkan potensi diri menjadi manusia yang
berakhlaq mulia, berwatak, cerdas dan kreatif. Disamping itu pendidikan juga
dapat mengembangkan potensi atau bakat (talenta)
yang mereka miliki. Degan demikian semakin banyak orang yang terdidik maka
semakin maju dan beragam ketrampilan yang terjadi .
Sistem
Pendidikan Nasional Indonesia bertujuan membangun kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsayang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
bangsa,bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berahlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri,
dan demokratis serta bertanggungjawab (Undang-undang Pendidikan Nasional No20
Th.2003 Bab II pasal 3) .Dengan kata lain iklim dan suasana kegiatan pendidikan
di republik ini harus mampu menghantarkan anak didik (lulusan) bukan saja menjadi manusia yang kreatif dan
inovatif dalam mengembangkan ilmu dengan menumbuhkan pemikiran yang visioner
namun tetap dilandasi dan didukung oleh
nilai kerohanian yang tinggi.
Islam
agama yang sempurna bukan saja mengatur
hubungan antara Manusia dengan Allah SWT (ibadah) tetapi juga
mengatur hubungan antar manusia (muamalah) salah satunya melakukan
interaksi sosial dalam bentuk membangun hajat hidup manusia diantaranya
memproduksi barang dan jasa. , bahkan
Islam memerintahkan kepada manusia untuk mempersiapkan generasi yang lebih baik
dengan cara mendidik karena mereka akan hidup pada zaman yang berbeda. Artinya
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menggali potensi diri secara maksimal
melalui pendidikan sesuai dengan bakat (talenta) yang dimiliki termasuk
membuka seluas-luasnyanya pendidikan kejuruan dan vokasi.Islam mendorong
umatnya untuk mencari dunia sebanyak mungkin bahkan ketika berusaha harus
termotivasi seperti kita akan hidup selamanya.Tentu saja hal ini mengajarkan
kepada umat untuk menciptakan lapangan pekerjaan dengan berwirausaha sesuai
dengan bakat dan kemampuan,sehingga terjadi interaksi kegiatan jual-beli (pasar)
yang saling menguntungkan karena terjadinya transaksi.
Ketika
Rasulallah SAW memerintahkan umatnya untuk datang ke Cina mencari ilmu, tentu
saja yang dimaksud bukan ilmu agama (dien) karena pada waktu itu islam
belum menjadi pilihan hidup dalam beragama, tetapi lebih pada penggalian ilmu
keduniaan atau ketrampilan dan kejuruan yang berimbas pada terjadinya
pertumbuhan ekonomi di kalangan umat islam, karena pada saat itu Cina sudah
sangat maju peradabannya dengan memiliki sumber daya manusia trampil khususnya
dalam mengelola potensi alam dengan berbagai macam bentuk industri kerajinannya
sebagai embrio pengembangan ekonomi, bahkan sampai sekarang Cina menjadi negara
yang paling kuat ekonominya.
اطلب
العلم ولو باالصين
Artinya
: Tuntutlah ilmu walau sampai ke negri Cina (HR Ibnu Abdul Barr)
Dalam
hal ini umat islam Indonesia seharusnya lebih maju dibandingakan umat lain
terutama dalam mengelola perekonomian, karena mempunyai potensi danmodal besar
yang bernilai ekonomi seperti jumlah penganutnya yang mayoritas tentu
membutuhkan pelayanan kebutuhan ekonomi yang besar juga. Disamping itu bumi ini
diwariskan untuk orang-orang soleh, bukan sebaliknya.Namun demikian kita harus
mengakui bahwa sampai saat ini perekonomian baik pada tingkat regional,
nasional bahkan internasional masih dikuasai oleh non muslim. Inilah problem
umat islam yang hingga kini belum teratasi.Tantangan kita kedepan untuk
bersaing dalam bidang ekonomi semakin besar dan sulit karena sudah terjadinya
persaingan global bidang ekonomi setelah berlakunya pasar bebas antara
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).Pasar bebas ini bisa menjadi petaka jika
kita tidak mampu bersaing dengan negara lain, baik pada hasil industri, jasa, pendidikan
, kesehatan, sosial, ketrampilan dan home industri mereka lebih maju. Masalah ini jelas
memerlukan penanganan yang baik dan serius dari pemerintah baik dalam bentuk kebijakan
maupun peningkatkan pembangunan ekonomi.
- Pendidikan Vokasi
Negara
Kesatuan Republik Indoensia (NKRI) sebuah negara besar dikawasan asia
bahkan tingkat dunia merupakan negara kaya karena jumlah penduduknya yang
besar, lautan dan daratan dengan hasil laut dan barang tanbangnya semua itu menyimpan
kekayaan dahsyat. Aset inu jika dikelola dengan baik akan menghantarkan negara
ini menjadi negara makmur kerena mempunyai
peranan penting dalam percaturan ekononomi dunia.Namun semua itu sukar
untuk direalisasikan jika tidak didukung oleh sumber daya manusia (human
resources) yang baik seperti dengan menggalakan pendidikan kejuruan pada
tingkat menengah atau pendidikan vokasi pada tingkat pendidikan tinggi dan menggalakkan
industri lokal dan rumahan (home industri)
Badan
Perencaaan Pembangunan Nasional (Bappenas 2016), menyebutkan kebutuhan
akan tenaga terampil dan kompeten guna menggarap sektor unggulan pembangunan
amat mendadak.Bappenas juga menyarankan agar perguruan Tinggi (PTN-PTS) lebih adaptif dengan kebutuhan pembangunan,diantaranya
dengan memaksimalkan jurusan/program studi yang relavan dengan sektor unggulan
pembangunan.Peranan ini juga harus lebih
mengaktfikan dan mengoftimalisasikan pada pendidikan level menengah seperti
sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai menunjukkan visi dan misi
sekaligus road map yang
bersangkutan bagi pendidikan bangsa ke depan.( Media Indonesia, 13 juni 2016)
Pendidikan terbagi dalam tiga kelompok besar yakni pendidikan umum
merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan
yang diperlukan peserta didik melanjutkan pendidikan ke Universitas, karena kajian ilmunya menekankan pada kajian
teoritis. Sementara itu pendidikan kejuruan dan vokasi selain mendalami aspek
teoritisnya juga menggalakan practikalnya sebagai ajang latihan menuju dunia
industri dan usaha .Disamping itu juga ada pendidikan profesi yang dilakukan
oleh para sarjana untuk mengambil dan mendalami ilmu tertentu seperti
pengacara,dokter specialis, akuntan, ahli keuangan, bahkan menjadi seorang
pendidik.Dalam UUD 45 sebagai dasar hidup benegara mengatur potensi alam pada
pada BAB XIV pasal 33 ayat 2 dan 3
Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok kemakmuran .Sebab itu harus dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara (UUD 45 Bab XIV Pasal
33 )
Kekayaan alam bagi bangsa besar ini
semuanya untuk kemakmuran rakyatnya.
Perundangan tersebut diatas baru sebatas
teori dan rujukan hukum, belum menyentuh aspek ke langlah kongkrit berupa
penyediaan tenaga terampil yang terdidik dari sekolah kejuruan, vokasi atau
pendidikan poli teknik sebagai tenaga kerja dengan keahlian terapan tertentu
sehingga kekayaan itu seakan tidak berdampak langsung pada bangsa ini karena
kita masih dikuasai oleh tenaga asing yang bekerja sebagai tenaga ahli mengola
potensi alam indonesia. Mereka bukan saja memobilisir tenaga kerja dengan gaji
yang sangat timpang dan tidak berimbang dengan tenaga kerja pribumi. Mereka
juga dengan leluasa mengangkutnya kenegara mereka guna dioleh sehingga menjadi
bahan komoditi tingkat dunia seperti emas yang terjadi di freeport, gas di
daerah aceh dan banyak kilang minyak di kalimantan dan cepu terekploitasi
dengan bebas oleh bangsa asing dengan dalih kerjasama padahal mereka menguras
kekayaan kita dengan dalih azas saling menguntungkan bersama, padahal jika
disadari ekonomi kita terjajah
Bangsa
Indonesia masuk daftar penduduk terbesar dan terpadat di dunia bahkan menempati
rangking empat dunia .Potensi ini tentu saja merupakan modal besar bagi bangsa
kita. Karena disamping besarnya jumlah penduduk sebagai usia produktif, kita
juga negara terkaya dengan sumber alamnya, namun sayang masih sedikit tenaga
ahli (expert) sehingga banyak kegiatan produksi besar di
sektor riel dikuasai orang asing. Akibatnya kekayaan tersebut lebih banyak
ninikmati oleh tenaga asing dibandingkan oleh bangsa kita. Jawaban kongkrit
untuk mengatasi kegersangan tenaga terampil cuma bisa teratasi melalui pendidikan,khususnya
pendidikan kejuruan dan vokasi bagi generasi muda. Pendidikan ini dipandang
sebagai unsur pokok dalam pembangunan.
Seperti
Penulis katakan diatas bahwa tujuan pendidikkan kita mengamanahkan tersedianya
tenaga-tenaga terampil dengan skill tinggi dan siap pakai baik melaui sekolah
kejuruan (SMK) pada tingkat sekolah menengah atau vokasi (Universitas).
Para lulusannya diharapkan mampu memasuki
dunia kerja. Jadi ada misi yang diemban sekolah kejuruan dan pendidikan Poli Teknik untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja yang profesional.
Pendidikan
memberikan sumbangan dalam menciptakan kader-kader yang terpelajar dan khusus
dalam pembangunan sumber-suber material.Selanjutnya patut juga kita pandang
pendidikan itu sebagai investasi yang produktif dan memperlakukannya atas dasar
itu. Ini barmakna bahwa pendidikan itu adalah industri produksi yang
menjalankan norma-norma produktifitas industri (Hasan Langgulung,2001: 5)
Jika
kita mengamati perkembangan tenaga kerja kita yang bekerja, baik bekerja di dalam atau diluar negri, mereka kalah
bersaing dengan negara asean lainnya.Seperti sering kali mengalami masalah
karena perbuatan kriminal atau dalam bidang ketrampilan, bahkan pada mental
bekerja. Masalah ini menunjukkan bahwa pendidikan kejuruan atau vokasi kita masih
memerlukan perbaikan yang serius, baik secara kurikulum (konsep) atau tenaga
pendidik (instruktur)
Usaha
ini memang belum maksimal bila kita bandingkan dengan negara jepang, korea
selatan,Taiwan, Australia bahkan termasuk jerman, minat masuk Pendidikan Tinggi
hanya sekitar 10 % hingga 15 % , sisanya memilih pendidikan vokasional.
Di
Australia pendidikan vokasi merupakan pendidikan yang diutamakan dengan
tingkatan (level) beragam yaitu dengan memberikan pengetahuan kepada
siswanya yang berhubungan dengan profesi sehingga siswa terus menekuni
pembelajaran secara runut ( Peter Fieger, 2015) mereka bisa eksis pada jalur vokasi karena
didukung oleh kurikulum yang konsisten.
Alangkah
baiknya jika pemerintah juga memplopori dan peduli dengan perkembangan
pendidikan tinggi poli teknik atau program vokasi di Unversitas Swasta dengan
cara meningkatkan kwalitas pendidikannya, mulai dari merekrut dosen, kurikulum
yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan pasar, serta memperkuat kerjasama
dengan perusahaan atau industri untuk program magang sesuai dengan keahlian
vokasi yang didalaminya
.Pendidikan
vokasi pada tingkat lanjut (Politeknik-Vokasi) memiliki tujuan utama
termasuk menyediakan para siswa dengan kemampuan profesional atau kepegawaian
dan menyiapkan mereka untuk masuk pada pekerjaanyang spesipik (Micheal Knoll)
Penyelenggaraan
pendidikan memang perlu direformasi sehingga mewujudkan pendidikan terpadu yang
mencakup jalur, sistim, tujuan, kurikulum, proses pembelajaran, lokasi termasuk
menajmen pendidikannya.Diharapkan keterpaduan ini bisa menghasikan sumber daya
manusia (SDM) unggul pada bidang dan keahlian yang kuat dalam
keimanan,moral, kebangsaan,mengusai ilmu dan teknologi sehingga mampu menjawab
persoalan dan perkembangan zaman yang sangat cepat bergerak. Sebenarnya manusia
ideal seperti ini bisa dipersiapkan jika saja arah pendidikan terutama pada
jalur kejuruan dan vokasi benar-benar terkonsep baik oleh para pertinggi negara
khususnya yang membidani pendidikan.
Dinegara
german dan australia mereka mempunyai
lembaga kejuruan yang terorganisasi yang menawarkan kursus-kursus yang
berkesinambungan secara langsung berhubungan dengan pesiapan individu baik yang
dibayar atau tidak ( Perkins Act, 1990 )
- Pandangan Islam
Dalam
sejarah tercatat bahwa Rasulallah SAW termasuk orang yang pandai berdagang dan
pekerja keras yang memiliki rasa tanggungjawab besar terhadap majikannya bahkan
hal ini Beliau lakukan hampir menyamai masa perjuangan beliau menyampaikan
agama Islam di tengah bangsa arab yaitu 23 th. Beliau pengusaha sukses. Dalam
menjalankan perniagaan tersebut sangat
menjunjungtinggi nilai-nilai kejujuran dan keterbukaan dalam bertransaksi
seperti tidak menawarkan harga diluar pasaran, kwalitas barang terjaga,melayani
pembeli dengan ramah termasuk menjaga nama baik majikan yang memberikan
kepercayaan menjualkan barangnya (produsen) Sikap ini mendatangkan
simpati bukan saja dari orang yang mempunyai barang dagangan tetapi juga datang
dari para pembeli. Salah satunya mengundang simpati Siti Khadijah sebagai
majikannya yang kemudian menjadi istri Rasulallah SAW.dimana mas kawin yang beliau berikan sebanyak 20 ekor
unta klas super yang bila dikonversikan milyaran rupiah suatu jumlah yang sangat
pantastis ( Abu Faris, 1997)
Profesionalisme
Rasulallah SAW dalam berusaha diikuti oleh para sehabat terutama khulafaurrasyidien.Mereka mempunyai nilai
harta ratusan milyard samapi trilyunan rupiah. Abu Bakar As Sidik ketika
memerdekakan Bilal bin Rabah menggelontorkan uang sebanyak 141 juta rupiah,
suatu jumlah yang menghebohkan.Demikan pula
umar dan usman. Para sehabat
lainnya diantara yang terkenal adalah Abdulrahman bin Aup seorang konglomerat
yang sangat ulung dalam berdagang (berusaha) terutama pada properti dan
produk yang mendapat pasaran bagus sebagai
contoh ketika Rasul bersama sehabatnya hijrah ke Madinah waktu itu orang non
muslim menguasai perdagangan dan berperan dalam menentukan mekanisme pasar.
Dengan kelihaian beliau beserta dukungan dari kaum ansor lainnya lambat laun
orang islam mengusai pasar di kota madinah bahkan mampu menggeser orang
pribumi. Contoh ini menggambarkan bahwa dalam Islam berusaha apapun bentuknya
selama tidak melanggar hukum (muamalah) mendapat posisi terhormat. Lebih
lanjut jika kita membaca para pejuang dan para mujahid tidak sedikit mereka
melakoni dawah sambil berdagang, termasuk para Rasul lainnya, mereka senang
berusaha. Dalam Islam untuk memenuhi konsumsi jasmani adalah harus hasil usaha
sendiri. Karena wirausaha adalah membutuhkan ketrampilan, waktu dan kondisi yang
tidak sama antara satu dengan lainnya. Rasul pernah berkata “Anda lebih tahu
tentang urusan dunia anda” artinya kita harus bekerja dan berusaha dengan
inovasi dan kebutuhan Pasar bukan mengaharap belas kasih dari orang
lain.Rasulallah SAW juga bersabda
“Tidak
ada yang lebih baik dari pada makan dari keringat hasil usahanya sendiri.
Demikian Nabi Daud AS pun makan dari hasil tangannya sendiri (HR.Bukhori-Imam
Djalaludin Abu Bakar As-Suyuti Abdurrahman ) dalam hadis lain dikatakan “Tangan
diatas lebih baik dari pada tangan dibawah “ (HR Ibnu Umar-Sayyid Ahmad Al
Hasyimi)
Begitu
mulianya seorang muslim yang berusaha sehingga mereka mendapat tempat dan
penghargaan yang tinggi, bahkan jika seorang bapak maninggal sedang melakukan
usaha untuk keluarganya maka digolongkan sebagai mati syahid.Islam telah
mengatur kehidupan manusia dengan tertib, terencana dengan efesiensi dan
ekektifitas waktu yang baik.Firman Allah SWT dalam Al Qur’an
وجعلنا
نومكم سباتا وجعلنا اليل لبا سا وجعلنا النهار معاشا
Artinya
: Dan Kami jadikan tidurmu untuk
istirahat, dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk
mencari kehidupan (QS.30.9-11)
Pada
kesempatan lain Rasulallah Muhammad SAW bersabda
المؤمن القوي خير واحب
الى ا لله من المؤمن الضعيف وفى كل خير
Artinya : Seorang
Mukmin yang kuat lebih baik dan dicintai Allah daripada seorang Mukmin yang
lemah, tetapi keduanya ada kebaikan (HR Muslim)
Jika bangsa kita lengah dan lalai, dapat
dipastikan kita kalah bersaing dalam Era MEA. Hal ini bisa terjadi karena
mereka lebih maju dunia pendidikannnya seperti Singapore, Philipina,vietnam,
Malaysia, Laos,Vietnam, Brunai. Persolan ini benar-benar harus terkawal
terutama dari para tokoh pendidikan islam harus berperan dan bertanggungjawab
menyiapkan sumber daya manusia.Karena manusia yang dibutuhkan untuk mampu
bersaing pada era MEA tersebut adalah manusia unggul secara komprehensif,
technical skill, intelektual skill,comonication skill, spritual skill, emotion
skill dan moral skill. Maka pendidikan islam harus memiliki keunggulan,
sehingga mampu melahirkan manusia yang memiliki keunggulan secara
komprehensif.Seperti meggalakkan kembali dan terus mensosialisasikan pendidikan
islam Profetik ( pendidikan yang yang berbasis kepada misi kenabian )
kepada umat islam dari tingkat dasar sampai Pendidikan Tinggi aktif dengan
mengerahkan masyarakat pada koridor yang sesuai dengan ajaran Islam dalam
memasuki Asean Comunity.(Abuddin Nata,2, 2016)
C.Era Masayarakat
Ekonomi Asia (MEA)
Dewasa
ini masyarakat di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) Indonesia, Malaysia, Singapura,Brunai
Darussalam, Thailand,Kamboja,Vietnam dan Laos bersepakat untuk mengubah kondisi
daerah kawasan Asia Tenggara menjadi kawasan stabil,makmur dan komprehensif
dalam membangun berbagai aspek kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, hukum
dst.terutama pada sektor ekonomi.Dengan pertimbangan ini maka muncullah istilah
yang disebut sebagai MEA(Masyarakat Ekonomi Asean) Dengan Mea inilah
semua bangsa dengan rakyatnya boleh melakukan kegiatan dan diberi kebebasan
tindakan ekonomi dengan memasarkan berbagai macam produknya (barang jasa),
dan investasi. Oleh karna itu akan timbul pasar tunggal dan basis produksi yang
meliputi kebebasan dalam menjual barang, jasa, investasi, modal dan tenaga
terampil menjadi ukuran utama untuk merebut pasaran karena adanya integrasi
pasar global yang tidak bisa terhindari, negara yang bagus sumber daya manusia
tentu saja akan memimpin dan merebut pasaran. Jadi yang menjadi ukuran bukan
lagi modal finansial, tetapi justru pada kemampuan vokasional dan
kejuruan.Bangsa indonesia sebenarnya belum siap untuk besaing,karena masih
minim SDM profesional komprehensif yang
memiliki daya saing.
Walau
demikian, bangsa kita mempunyai kekuatan yang tidak dimiliki oleh negara
anggota asean (asean comunity) lainnya diantaranya memiliki pasar yang
besar sebagai akibat dari jumlah penduduknya diatas dua ratus juta, sumber daya
alam yang melimpah,pertumbuhan ekonmi yang relatif stabil,pengalaman sebagai
bangsa pedagang, jumlah produk lokal yang sangat variatif, jumlah lulusan
Pendidikan Tinggi yang berjiwa berwiraswasta, penggunaan teknologi yang relatif
tinggi ( Abuddin Nata,2016:5)
Hal ini akan terjadi persaingan(competition)
diantara mereka untuk merebut konsumen antara negara dikawasan asia tenggara.Tentunya
yang akan menjadi pemenang (The Winner) adalah yang paling unggul (the
best) Semua ini membuat negara dituntut untuk membangun kwalitas dan mutu
dalam produk jasa, investasi dan sebagainya.(kompas,3 Desember, 2015)
Untuk
menghadapi pasar bersama dengan segala konsekewensinya sudah tidak bisa lagi
ditolak, karana sudah menjadi kesepakatan antar negara.Konsep yang paling jitu
adalah menggalakan pendidikan kejuruan dan vokasi dengan segala bidang agar
kedepan masyarakat indonesia mampu bersaing di pasaran bursa kerja baik pada
tingkat produksi atau tenaga terampil seperti yang telah dimiliki oleh negara asean
lainnya khususnya Singapura dan Philipina.
Kesimpulan
Pemerintah
kita terus melakukan pembenahan pada pendidikan kejuruan,vokasi dan wirausaha khsusnya
bagi genarasi muda agar kekosongan tenaga kerja yang dibutuhkan pemerintah kita
terlebih sudah berlakunya era perdagangan bebas pada tingkat Asia Tenggara (Asean).
Alasan ini sebenarnya tidak berlebihan, karena bangsa kita menyadari pada sektor
ini kita tertinggal jauh terutama dengan singapura yang sudah eksis
menggandalkan sektor jasa sebagai devisa negara serta upaya meningkatan
kesejahteraan rakyatnya.
Upaya ini sudah menghasilkan, hal ini
terbukti dengan terpilihnya Indoensia masuk nominasi Bidang Pendidikan untuk
Pembangunan Berkelanjutan ( Education for Sustanainable Devlopment) yang
diberikan Unesco serta dunia Internasional karena berhasil menciptakan program
yang dirancang utuk menciptakan wirausahaan baru berbasis keunggulan dan daya
saing lokal untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat
.
Tentu saja prestasi ini,dampak kedepan sangat diharapkan pembangunan pendidikan
seperti ini dan harus bermuara pada munculnya ekonomi lokal yang mencukupi,
interaksi masyarakat yang kohesif dengan mempertahankan budaya lokal dan
menajmin pendidikan melalui praktek nyata, dan berubahnya pola pikir dan
mental, serta prilaku komponen bangsa yang didukung oleh pendidikan yang lebih
komprehensif khususnya pada bidang vokasi.
Adanya Persaingan dalam hidup ini adalah
bagian dari ujian manusia dalam berkarya yang dalam bahasa Agama disebut amal,
termasuk dalam mencari materi melalui wirausaha.Islam sangat memberi
apresiasi kepada umatnya untuk mencari dunia ini dengan memaksimalkan potensi
dan modal yang dalam pribadi. Islam memerintahkan kepada umatnya untuk mencari
dunia semaksimal mungkin dan melarang umatnya yang cuma mengharapkan belas
kasihan, tanpa usaha dengan bergantung nasib.Dunia yang diwarisi untuk orang
soleh tidaklah gratis tanpa perjuangan, tetapi membutuhkan tangan terampil dan
jiwa kewirausahaan (tijaroh) yang tinggi bagi setiap muslim.Sejarah
mencatat bahwa Para Rasul khsusnya Nabi
Muhammad SAW beserta para sehabat adalah para wairausahawan sukses dalam
zamanya.Hal ini juga dicontoh oleh para pemuka Islam, Mujatahid dan Ulama yang
berdawah sambil menjalankan usahanya, bahkan sejarah mencatat munculnya Islam
di Republik ini dilakukan oleh para pedagang muslim yang datang dari gujarat.
Daftar
Pustaka
Act, Parkins, (1990 ) Question, Institut of
education science
Abdurrahman,Imam Jalaluddin Abu Bakar As-Suyuti, Jami
Shaghier, Kairo: Darul Arqam
Al Hasyim, Sayyid Ahmad, Muchtarul Ahadis
Nabawiyah,Semarang: Usaha Kelaurga
Amir, Ja’far, (1975) Dua Ratus Hadis Pilihan,
Semarang: Toha Putra
Departemen Agama RI (1993) Al Qur’an dan
Terjemahan ,Jakarta: Yayasan Penterjemah Al Qur’an
Departemen Pendidikan Republik Indonesia,(2003) Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional,Jakarta: Jambatan
Fieger, Peter, (2015) Determinants of course
completions in vocational education and training evidence from australia
Knoll,Michal, (2015) The project method:Its vacational
education origin and international development
Langgulung,Hasan, (2002) Peralihan Paradigma Dalam Pendidikan Islam
dan Sains Sosial, Jakarta:Gaya Media Pratama
Nata, Abuddin, (2016) Islam Profetik, Jakarta: Universitas Islam
Negri
Sekretariat Negara (2003) , Kitab Undang-undang
Dasar 1945
Berita Harian
Kompas, (2015) Jakarta: Gramedia
Group
Berita Harian Media
Indonesia (2016) Jakarta : PT Citra Media Nusa Purnama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar