Jumat, 24 September 2010

PENGHUNI SURGA

Setiap muslim pasti mengidamkan dapat merasakan, masuk dan menikmati keindahan surga yang sudah tersedia bahkan menanti para penghuninya. Menurut paham ahlussunnah wal jama'ah setiap muslim yang mati membawa iaman dan keislaman berhak masuk surganya Allah SWT. walau sebesar zarroh iaman yang dibawanya.

Pertanyaan kita adalah bagaimana proses masuknya. Sebab setiap manusia mempunyai perbedaan cara masuk surganya. Ada yang masuk tanpa melalui hisab sama sekali, seperti Para Rasul wal Anbiya, orang yang mati sahid membela agama Allah ( mati fi sabilillah ala al haq fi dien ), Khulapaurrasyidien, Abu Bakar As Syidik, Umar ibn Khotob, Usman ibn Affan dan Ali ibn Abi Thalib serta para sehabat sepuluh yang lain, Mereka ketika masih di dunuia sudah dikabari melalui lisan Rasulallah SAW. karena begitu hebat ketaqwaannya. Tetapi ada satu penghuin surga dari manusia yang dari sisi ibadah biasa-biasa saja, namun di sisi Allah mempunyai nilai berharga. Dalam salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad dan An Nasa'i Anas ibn Malik berkata. Suatu hari ketika kami sedang berada di majlis ilmu bersama Rasulallah SAW lalu Beliau berkata " Sebentar lagi akan muncul di hadapan kalian seorang laki-laki penghni Surga "  Tiba-tiba munculah seorang lelaki Anshor yang janggutnya basah bekas air wudhu. Dia mengikat kedua sandalnya pada tangan sebelah kiri.

Esok harinya, Rasulallah SAW. berkata begitu juga, akan datang seorang lelaki penghuni surga , dan munculah seorang laki-laki yang sama,.Begitu Nabi mengulang sampai tiga kali. Ketika majlis Rasulallah SAW. selesai Abdullah ibn Amr ibn As ra mengikuti seorang lelaki yang dieebut penghuni surga tersebut. Kata beliau " Aku baru saja bertengkar dengan orang tuaku dan berjanji tidak akan pulang ke rumah selama tiga hari, maukah tuan menlong saya dan bermalam disini bersama tuan, maksudnya agar bisa melihat langsung apakah amalan yang dilakukan. Ternyata selama tiga malam Abdullah ibn Amar tidak menemui keistimewaan yang di lakukan lelaki anshor tsb.biasa seperti orang lain.Tetap, bahkan hampir-hampir meremehkan amalannya. Lalu berkata " Hai hamba Allah, sebenranya aku tidak bertengkar dengan orang tuaku, aku datang dan bermalam disini akan melihat amalan apakah yang kau lakukan sehingga Rasul mengatakan anda termasuk penghuni surga, aku berharap meniru agar bisa seperti anda. Katanya yang Aku amalkan tidak lebih dari apa yang engkau saksikan. Ketika aku mau pulang lelaki itu mamanggilku lagi dan berkata " Demi Allah , amalku tidak lebih dari apa yang engkau saksikan, hanya saja aku tidak pernah menyimpan pada diriku niat yang buruk terhadap kaum muslim, dan aku tidak pernah menyimpan rasa dengki kepada mereka atas kebaikan yang diberikan Allah SWT  kepada mereka " 

Lalu Abdullah ibn Amr berkata " Beginilah bersihnya hatimu dari perasaan jelek dari kaum muslim, dan bersihnya hatimu dari perasaan dengki. Inilah nampaknya yang menyebabkan engkau sampai ke tempat yang terpuji itu, inilah justru yang tidak pernah bisa kami lalukan .

Dapat dipahami bahwa masuknya surga seorang muslim bisa dilakukan dengan cara yang mulia hatinya, tidak pernah mempunyai rasa dengki , dendam atau perbuatan ahlak yang tidak terpuji lainnya.Walaupun banyak ibadah di dunia, tetapi hati kita tidak bersih sesama muslim, maka itu akan menjadi penghalang utama meraih surganya Alla SWT. Kesimpulan harus menjadi muslim yang soleh, yaitu baik kepada Allah SWT melalui ibadah, dan baik kepada manusia dalam bermuamalah !!!
 

Kamis, 23 September 2010

MANUSIA YANG FAILIT

Kesuksesan hidup manusia di dunia banyak ukurannya. Ada yang berkata seorang bisa dikatakan sukses hidupnya jika sudah menjadi seorang milyarder,  juga ada yang berkata jika sudah menjadi orang terkenal melalui musik karena banyak fans panatik, ada juga jika sudah menjadi pemimpin dalam perusahaan atau terlebih menjadi pemimpin formal di masyarakat , apalagi tingkat nasional, atau ada juga yang mengukurnya dengan hal yang negatif seperti jadi perampok atau preman yang setiap saat menjadi berita hangat di mass media,.Serta banyak ukuran lainnya.

Sering kita salah memahami bahwa sukses hidup selalu diukur oleh hal-hal yang bersipat materi yang dapat dijadikan kebanggaan. Padahal kita sadar bahwa dunia ini atau hidup kita adalah sebuah perjalanan panjang yang dari beberapa pase yang harus dilalui oleh setiap manusia. Yaitu fase alam Rahim sudah kita lalui, fase alam dunia sedang kita jalani, fase alam barzah atau kubur setelah meninggal dunia, fase alam akhirat yang setelah proses hisab manuisa akan ditempatkan apakah di surga atau di neraka.( fariqun fil jannah wa fariqun fin nar.)  Jadi perlu direnungkan bahwa apa yang kita lakukan di dunia akan berdampak kepada kehidupan akhirat Dengan begitu kesuksesan yang diperoleh  manusia di dunia ini belum tentu bisa jadi akan menjadi ancaman yang berkepanjangan jika salah cara memperolehnya, atau salah memanpaatkannya.

Oleh karena itu agar kesuksesan hidupi dunia ini bisa terus berlanjut ke negri akhirat yang kekal abadi, diperlukan kehati-hatian dalam berbuat.Janganlah kita meraih sukses dalam satu karier atau jabatan tetapi dengan cara yang salah, merusak hak orang lain, atau memanifulasi haukum. Sudah barang tentu keberhasilan atau kesuksesan model seperti ini akan menjadi bumerang bahkan menjadi beban kita di akhirat..

Dalam satu Hadistnya Rasul SAW. bersabda  " Tahukah kamu siapakah itu orang yang bangkrut ( muflis )." para sehabat menjawab " orang yang bangkrut itu adalah, mereka yang tidak mempunyai harta dan dirham " Rasul meneruskan, Bukan itu, orang yang bangkrut adalah umatku yang datang dihari kaimat nanti dengan pahla puasa, sholat, haji dan zakat. Tetapi disamping pahalanya, mereka juga membawa dosa, seperti suka menumpahkan darah, mencaci, mencela, memukul orang lain dunianya dan belum diselesaikan atau dihalalkan kepada orang yang dirugikan tsb.sampai ajal tiba. Setelah melalu perhitungan ( hisab) maka amal solehnya habis untuk membayar orang yang pernah disakitinya ketika di dunia, bahkan kesalahan hutang belum habis, sementara pahala dan dan kebakan yang dibawa menghadap Allah SWT.sudah habis, maka kesalahan orang lain yang disakiti tersebut ditimpakan dan di bebankan kepadanya, lalu dilemparkan ke api neraka. Inilah manusia bangkrut sesungguhnya.
Marilah kita berhati-hati dalam menilai dan menempatkan kesuksesan hidup, agar kita tidak mengalami kebangkruan permanen. Jika bangkrut dan jatuh susah di dunia ini masih mudah, sebab kita masih bisa merubah dan berusaha untuk keluar dari kegagalan.Sebab dunia adalah Darul amal, dan akhirat adalah darul jaza.disinilah tempat kita menuai kebajikan sebanyak-banyaknya, untuk kita petik dan ni'mati di akhirat, tetapi dengan catata merah yaitu jangan membawa amal soleh tersebut beserta kesalahan orang lain yang belum kita selesaikan, hindari itu jika kita mau sukese yang hakiki. !!!.


Rabu, 22 September 2010

JIHADUN NAFSI

Nafsu adalah Anugrah besar dari Allah SWT, tanpa nafsu manusia tidak mungkin bisa berkarya dengan sejumlah temuan, inovasi, kreatifitas atau sejumlah teori yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan sebagai sumber utama untuk mengelola bumi ini dan mengambil manpaatnya, tetapi bisa juga nafsu itu menjadi bumerang bagi manusia sehingga menjerumuskan mereka ke tempat yang paling hina. Dengan kata lain nafsu mempunyai potensi ganda, bisa positif dan negatif.Inilah salah satu rahasia kenapa manusia dijadikan khlaifah.

Dalam literatur kajian tasawuf paling tidak ada tiga bentuk nafsu, yaitu Nafsu Lawamah, Nafsu Amarah Nafsu Mut'mainah. Dengan nafsu Mut'mainah manusia bisa maju dan menjadi orang mulia, sebab semua perbuatannya dilakukan dengan akal sehat dan pikiran jernih, mau memikirkan dampaknya.Kebanyakn manusia jatuh dengan nafsu lawamah dan amarah, karena didorong oleh rasa tama,ingin menang sendiri,tidak menghargai hak orang, bahkan cenderung kasar dan melawan hukum.Mereka tidak mampu melawan nafsunya sendiri. Nabi pernah bersaba " Bukanlah manusia yang gagah atau kuat itu, mereka yang menang dalam bergulat. Tetai manusia yang kuat itu adalah mereka yang mampu mengekang atau mengalahkan hawa nafsunya sendiri." 

Adalagi lagi satu riwayat tentang nafsu, Ketika Rasul SAW. pulang dari perang Badar, dalam sejarah perang Badar adalah suatu peperangan dalam sakala besar,tetapi medanya cukup berat, karena terjadi di tangah panas terik matahari di bulan Ramadan. Pasukan Islam yang dipimpin langsung baginda Rasul SAW. berjumlah sekitar  tiga ratus orang, smentara pasukan kapir berjumlah seribu orang, jadi perbandinagnnya satu lawan tiga.Banyak jatuh korban di kedua belah pihak Dengan Izin Allah SWT pasukan muslimin memperoleh kemenangan besar. Ditengah perjalanan Rasul SAW. berkata " Kita baru saja kembali dari peperangan kecil dan akan menuju menghadapi peperangan yang lebih besar" Mendengar ucapan beliau tersebut, para sehabat menjadi bingung dan tidak mengerti apa arti pernyataan tersebut, sebeb mereka memahami benar peang yang baru saja usai sebuah perang besar dalam sejarah.. Seorang sehabat  bertanya " Apakah ada ya Rasulallah perang yang lebih besar dari ini " Beliau menjawab Ya, ada yaitu memerangi hawa nafsu kita sendiri "

Ternyata Pernyataan Rasul tantang nafsu sangat tepat, apalagi di zaman moderen seperti sekarang ini, dimana persaingan hidup semakin ketat,ekonomi tidak menentu, gejolak sosial dan perebutan kekuasaan, dan aksi melawan hukum hampir setiap hari terjadi, terutama di kota-kota besar..Dampaknya adalah mereka saling mencari jalan pintas yaitu menuruti hawa nafsu ingin cepat kaya tanpa usaha,menduduki jabatan tanpa melalui aturan yang benar, atau terus bersilat lidah cuma untuk mencari kemenangan. Akibatnya timbulah Korupsi,Manipulasi,Nepotisme,melakukan kebohongan publik dan menghianati amanah rakyat,.memanipulasi hukum dan keputusan pengadilan, serta perbuatan negatif lainnya yang merugikan orang lain.Dengan kata lain ulah dan perbuatan mereka merugikan rakyat dan negara tanpa rasa malu. Semua itu terjadi karena mereka menurti hawa nafsu lawamah yang cenderung brutal.dan di dukung oleh nafsu amarahnya.Akhirnya terbentuklah karakter manusia yang tidak memikirkan hukum dan hak manusia sekitarnya. manusia seperti ini sekarang semakin banyak bergentayangan dan  berada di republik tercinta Indonesia, dan anehnya dilakukan oleh mereka yang berpendidian tinggi, punya jabatan empuk, melek hukum, dan menjadi orang terhormat karena menjadi wakil rakyat atau pimpinan yang diangkat oleh rakyat.untuk kepentingan rakyat, tetapi justru membuat susah rakyat.

Jadi, melawan hawa nafsu  ( Juhadun Nafsi ) adalah terbukti memang lebih susah dan berat ketimbang melawan musuh yang berhadapan langsung dengan kita, sekalipun musuh tersebut lebih gagah dan kuat,kenapa, karena nafsu inmaterial dan terus mengikuti manusia, sementara musuh itu material dan terlihat sehingga kita bisa menghindari. Tetapi apapun yang kita hadapi jika nafsu mut'mainnah yang lebih berperan dan menguasai seorang muslim, pasti mereka tidak akan berbuat salah dan dosa serta perbuatan zolim lain.!!!
  .

Rabu, 01 September 2010

JABATAN ITU AMANAH

Dalam riwayat diberitakan bahwa ketika Rasulallah SAW. meiningal duinia tidak lansung dikubur tetapi menunggu selama empat hari. Hal ini terjadi karena Beliau tidak menunjuk langsug penggantinya untuk meneruskan perjuangan. Antara kaum ansor dan muhajirin saling mengklaim mereka yang lebih berhak menjadi pengganti Rasulallah SAW.Alasan kaum ansor merekalah yang menolong Nabi beserta rombongan untuk tinggal di kota madinah dengan segala pasilitasnya, jadi banyak mempunyai andil dan berjasa. Kaum muhajirin beralasan lebih berhak sebab sejak awal di makkah mereka sudah berjuang bersama Rasul menyebarkan Islam dengan segala pengorbanan, baik hata ataupun jiwa.

Peselisihan ini tidak cepat reda, akhirnya kedua belah kubu sepakat mengadakan pembicaraan tingkat diplomasi dengan mengutus orang yang dipecayai untuk menyampaikan aspirasinya. Hasil pertemuan .memutuskan utnuk dilakukan pemilihan khalihaf secara terbuka. Hasil pemilihan tesebut jatuh paa Umar ibn Khotob, tetapi umar tidak langsung menerima jabatan tersebut dengan suka cita. Maka berpidatolah beliau dihadapan kaum ansor dan muhahjirin . " Saudara ku yang terhormat, hasil pemilihan khalifah memilih diriku menjadi pengganti Rasulallah SAW. dalam meneruskan kepemimpinannya, secara pribadi saya merasa berat, karena disamping ini Amanah yang berat untuk dipikul di pundakku, tetapi ada hal lain yang menjadi pertimbanganku yaitu, ada figur yang lebih cocok dan berhak karena lebih awal berjuang dengan Rasulallah SAW. bahkan menjadi tauladan bagi kita semua yaitu Abu Bakar as shidik. Oleh karena itu mulai saat ini dan dihadapan anda sekalian saya limpahkan kepemimpinan ini kepada Abu Bakar.Maka mulai saat itulah Abu Bakar as shidik menjadi khalifah pertama dalam sejarah Islam.

Peristiwa ini sangatlah istimewa apalgi  bila di lihat dari perkembangan polotik dan hingan bingar pemilihan kepala daerah dari tingkat lurah sampai presiden selalu timbul masalah yang dipicu oleh nafsu dan emosi untuk menjadi seorang pemiimpin, Tidak sedikit harta dan nyawa yang hilang karena antara satu calon dengan calon lainnya saling memerkan kekuatan dan arogansinya baik lewat kekuatann fisik dengan meneyewa tukang pukul dan premen atau melalui manifulasi dan jual beli suara, serta praktek lain yang tidak sesuai dengan aturan pemilihan, tentu saja semua itu membutuhkan dana yang cukup besar.

Mengapa hal ini bisa terjadi, karena niat mereka menjadi pemimpin atau wakil rakyat bukanlah didasari oleh niat ibadah an menjalankan amanah, tetapi nafsu pribadi seperti ingin pamer,terkenal dan mencari kekayaan sebanyak-banyaknya..Maka ketika jabatan itu diterima walaupun dengan cara ilegal, mereka tetap tertawa dan sombong atas prestasinya.Sikap dan gaya pemimpin atau wakil rakyat seperti ini bukan membawa kemakmuran rakyat tetapi menjadi beban rakyat, sebab dengan berbagai macam cara mereka mengeruk uang negara dan hak rakyat, paling tidak mengembalikan modal yang pernah dikeluarkan pada masa kampanye.

Jabatan bagi pejabat dimasa sekarang kurang atau bahkan mungkin tidak  dipahami sebagai amanah yang berat sebab itu akan dipertanyakan dan menjadi tanggungjawabnya di hari kiamat nanti. Rasul bersabda " Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin  akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT. Jika kita berpikir, sebagai pemimpin rumah tangga saja sudah berat   amanah yang kita pikul, apalah lagi menjadi pemimpin masyarakat atau wakil rakyat sudah pasti beban itu lebih berat untk dipertanggungjawabkannya. Kalaulah kita amanah dalam menjabat maka itu akan menjadi Investasi dan lahan pahala dan kemulyaan yang besar baik di dunia terlebih di akhirat, tetapi jika sebaliknya akan menjadi bumerang yang akan membawa resiko besar dan peneyesalan yang berkepanjangan.

Inilah salah satu sebab kenapa Umar Ibn Khotob seorang sehabat yang sudah dijamin masuk sorga melalui lisan Rasulallah SAW tidak berambisi menjadi seorang pemimpin, padahal hasil dan cara mendapatkan jabatan tersebut diperoleh dengan cara yang sah dan benar, disamping itu Beliau pasti adil dan amanah dalam menjalankan tugas. Hal ini mengindikasikan dan pelajaran bagi kita bahwa Jabatan itu adalah amanah dari  Allah SWT yang kelak akan dimintai petanggunganjawabnya. Inilah  sehingga kita harus hati-2 dalam menjalankan dan cara memperolehnya, disamping harus mengukur diri apakah layak dan pantas kita menyandangnya sebab jabatan ibarat bom waktu yang sewaktu-waktu dapat menyengsarakan kita baik di dunia atau diakhirat !!! 

.