Rabu, 14 Maret 2012

PENDIDIKAN KARAKTER

Karakter ( watak) anak bangsa dilihat dari fenomena sosial remaja dan anak muda saat ini, sudah mengalami kemunduran pada batas yang memprihatinkan. Hal ini terjadi pada anak bangsa yang juga sebagai generasi penerus pemegang keberlangsungan eksis dan tidak bangsa ini kedepan.Mungkin kerena itu pula para pendidik bahkan pemerintah lewat Depdikbud dan elemen masyarakat yang peduli dengan kondisi ini ikut memikirkan dan cepat bertindak dengan menggalakkan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan baik swasta, negri dalam bentuk formal atau nonformal.

Untuk mencari bentuk atau formula pendidikan karakter ada dua unsur yang erat dengannya yaitu pertama pengendalian diri untuk melaksanakan apa yang menurut hati nurani harus dilaksanakan. Kedua pengendalian diri untuk tidak melaksanakan apa yang bertentangan dengan hati nurani. Hal ini sejalan dengan pengertian hadis Nabi Rasulallah SAW " Dalam hati manusia terdapat segumpal darah, jika baik maka baiklah manusia itu,tetapi jika jelek maka buruklah manusia itu, ketahuilah itu hati " Oleh karena itu hati merupakan komponen organ tubuh yang paling central dan cukup menentukan perbuatan manusia. mintalah nasihat hatimu sebelum kamu bertindak sebab semua perbuatan yang dilakukan oleh manusia akan menjadi karakter manusia itu sendiri. Coba anda lihat para koruptor yang uangnya sudah berlimpah masih tetap saja melakukan korupsi kembali, orang yang suka berbohong, sudah hampir pasti dia akan berbohong lagi, mereka yang senang melakuakn fitnah pasti dia terus meneruskan kebiasaan buruk itu dst. Hal ini terjadi karena sudah mengkarakter pada diri seseorang

Jadi sebaiknya pendidikan watak seharusnya merupakan kegiatan pembiasaan diri menjadi manusia yang taqwa. Dalam pendidikan karakter secara luas, refrensi-refrensi untuk melakukan yang baik dan diperintah- kan dan menjauhi larangan hendaklah bersumber dari ajaran agama ditambah dengan nilai-nilai positif yang ada di tengah masyarakat.Manusia yang sudah mendapatkan dan terbiasa memperoleh pendidikan karakter secara baik akan tampil sebagai manusia yang konsisten dalam berprilaku.

Pendidikan karakter mengasumsikan dua hal yaitu pengetahuan tentanhg etika dan pengetahan tentang diri sendiri.Seorang anak yang berkarakter pasti mengenal siapa dirinya sendiri. Dengan pengetahuan tersebut, ia akan tahu apa yang harus dilakukan, dipelajari, direncanakan, dipikirkan dan diaplikasikan untuk kebaikan, baik yang menyangkut dirinya atau masyarakat luas yang lebih permanent. Dalam Hadis Rasulallah mengatakan " Manusia yang baik adalah manusia yang membawa manpaat bagi manusia lainnya " Dengan bahasa manajmen manusia yang berkarakter adalah sumber daya manusia yang tinggi nilainya dalam membangun peradaban manusia dalam seluruh aspek kehidupan.

Untuk meraih pendidikan karakter yang optimal dan berhasil dengan baik,ada tiga unsur yang harus diserta-
kan yaitu pertama pendidikan karakter berbasis kelas, kedua pendidikan berbasis kultur sekolah dan ketiga pendidikan karakter barbasis kommonitas.Pendidikan yang diimplementasikan dalam setiap ranah pelajaran diberikan secara tersendiri dan terstruktur. Guru harus benar-benar mempunyai sikap yang jelas dan tegas yang didasarkan pada kebenaran yang bersumber dari nilai agama dan nilai moral postif tentu menjadi acuan siswa dalam berpikir. Guru tidak lagi harus lagi duduk di meja sambil membaca buku atau menjadi penonnton bahkan raja kecil di klas sambil menonton presentasi siswa, guru harus mampu menjadi inspirator setaip siswa dalam belajar. Semoga ini menjadi renungan para pendidik sebagai garda terdepan dalam mencetak manusia unggul di masa mendatang.


 

Selasa, 13 Maret 2012

DUA AMALAN AHLI SURGA

Pada suatu ketika Rasulallah SAW setelah memberikan halaqoh bersama para sehabatnya berdiri dan berkata " Sebentar lagi akan kita saksikan akan lewat seorang penghuni surga " Selang berapa lama lewatlah seorang tua dari kelompok anshor yang janggut dan wajahnya masih basah bekas air wudhu dan tangan kirinya sambil mengikat sandal. Para sehabat saling menatap heran dan saling bertanya dihati masing-masing, amalan apakah yang dilakukan oleh orang tua tersebut sehingga menjadi penduduk surga. Keesokan harinya Beliau berkata lagi dengan perkataan yang sama, maka lewat kembali orang tua tersebut seperti kejadian semula, kejadian ini sampai terulang tiga kali.

Salah seorang sehabat yang bernama Abdullah ibn umar ibn al Ash ingin tahu keadaan orang tua tersebut dan mengikutinya sampai dirumah, sehabat berkata " Bolehkah saya bermalam disini selama tiga malam karena orang tuaku tidak memperkenankan aku tinggal dirumah " sebenarnya ini cuma siasat dan cara sehabat untuk mengintai amalan orang tua tersebut. Selama tiga malam sehabat tersebut tidak menemukan amalan yang istimewa yang dilakukan oleh orang tua tersebut, hampir-hampir sehabat tersebut meremehkan, lalu berkata " Sebenarnya aku tidak dimarahi oleh orang tuaku, hal ini aku lakukan agar aku dapat melihat amalan yang bapak lakukan untuk saya teladani, karena Rasulallah SAW. berkata didepan para sehabatnya bahwa bapak termasuk penghuni surga"

Mendengar kejujuran ucapan sehabat tersebut orag tua itu berkata " Sebenarnya tidak ada amalan yang aku lakukan dan anda lihat sendiri kecuali Aku tidak pernah berburuk sangka terhadap kaum muslimin dan tidak pernah menyimpan rasa dengki terhadap kaum muslimin terhadap kebaikan yang diberikan Allah SWT kepada mereka " Lalu Abdulah ibn Amar berucap " Beginilah bersihnya hatimu dari perasaan jelek terhadap kaum muslimin dan betapa bersihnya hatimu dari perasaan dengki. Inilah yang menyebabkan engkau menda-
patkan tempat yang terpuji dan tinggi, inilah justru yang berat dilakukan

Dari peristiwa tersebut dapat kita pahami bahwa untuk memperoleh menjadi ahli surga dimulai dari kebersihan hati kita terhadap saudara kita baik muslim laki atau perempuan. Tidak boleh kita mempunyai rasa dengki dan buruk sangka terhadap mereka apapun bentuk dan masalahnya. Jika kita lihat sekarang ini penomena kehidupan ditengah komonitas muslim sendiri banyak sekali perbuatan yang lebih jelek seperti saling mengadu domba, berbohong, menyebar fitnah, merampas harta yang bukan haknya serta perbuatan keji lain. Tentu saja amalan dan sikap hidup seperti ini akan menjauhkan kita dari amalan ahli surga.

Oleh karena itu mari kita contoh perbuatan baik sehabat dari golongan ansor tersebut dengan menjauhkan sipat dengki dan buruk sangka terhadap kaum muslimin baik secara langsung ataupun tidak, sebab apa yang diberikan kepeda mereka berupa kelebihan adalah hak Allah SWT kepada setiap hambanya, tidak boleh kita mengintrograsinya karena itu bukan wewenang kita sebagai mahluk. Semoga kita berhasil mencontoh amalan sehabat dari golongan ansor tersebut, amien.