Kamis, 26 Agustus 2010

SIKAP TELADAN RASULALLAH


Saat itu peperangan sangat melelahkan, bukan saja lamanya pertempuran dan sangat berkecamuknya perlawnan tetapi udara sangat panas dan cukup melelahkan.Banyak pasukan yang berguguran baik dipihak muslimin sebagai suhada dan penghuni surga, tetapi dipihak kapirien lebih banyak korban dan mati konyol karena menentang islam. Rasulallah tanpa banyak sehabat yang mengetahui pergi kesebuah lembah dan bersender di bawah pohon besar sambil istirahat karena peperangan sudah usai. Sebagian riwayat beliau sambil menjemur bajunya yang basah.
Ketika sedang duduk terdiam tiba-tiba datang seorang panglima perang pihak kapir quraisy datang dengan pedang terhunus ditangannya, panglima itu bernama Da’sur, lalu berkata “ Wahai Muhammad siapa yang dapat melindungimu dari kematian selain diriku,sambil menjuruskan pedang terhunusnya kemuka Rasulallah SAW.” Beliau sedikitkpun tidak gentar dan takut menerima ancaman tersebut. Dengan tenang beliau menjawab, yang menyelamatkan aku adalah Allah SWT.” Mendengar ucapan kalimat Allah seluruh badan da’sur gemetar dan terjatuhlah pedang itu ke tanah.
Kemudian pedang itu diambil oleh baginda Rasul dan balik bertanya kepada da’sur “ Siapakah yang melindingi dirimu dari kematian selain Aku, ucap beliau “  da’sur menjawab “ tidak ada yang dapat menyelamatkan aku dari kematian selain engkau”
Sekarang Aku memaafkan engkau dan pergilah, lalu pedang itu dikembalikan kepada da’sur. Namun apa yang terjadi, sikap congkak dan kebencian da’sur kepada baginda Rasul masih terpendam, dia bukan meninggalkan tempat dan berterima kasih karena sudah dimaafkan malah berbalik arah melakukan hal yang sama yaitu mengancam Rasul, dengan jawaban sama  sampai tiga peristiwa itu terulang. 
Akhirnya Da’sur menyadari bahwa apa yang selama ini dipahami adalah salah dan keliru tentang islam dan mengakui kebenaran Rasulallh SAW. Saat itulah dihadapan baginda rasul da’sur menyatakan masuk islam setelah dibimbing oleh Rasul mengucapkan dua kalimah sahadah, lalu da’sur berujar Aku akan sampaikan tentang kebenaran islam dan kemulyaan akhlaq RasulNya Muhammad SAW. Kepada rakyatku dan mengajak mereka masuk Islam !
Kisah yang didapat dalam hadist yang cukup panjang ini mustinya mendapat tempat secara monumental di kalangan kaum muslimin terutama para pemimpin. Sikap seorang pemimpin harus tetap berbuat baik dan menjalankah amanah itu dengan proporsional walaupun kesempatan merubah suasana bisa sesuai dengan selera nafsu nya .Apalagi jika ditarik dengan konteks korupsi.Janganlah pemimpin itu memperkaya diri karena banyak kesempatan untuk mendapatkan uang milyaran rupiah, seperti yang terjadi dan marak di republik tercinta ini.Para pemimpin berlomba memperkaya diri dengan mengambil uang rakyat tanpa hak dengan berbagai dalih dan manipulasi.Jika teladan Rasul itu dijadikan bekal dalam menjalankan tugas pasti dijamin negara akan bersih dari koruptor bak tikus yang ada di lumbung padi milik orang banyak.disamping melekat sikap jujur dan amanah Semoga !!!      

Minggu, 22 Agustus 2010

SIKAP CERDAS SAHABAT


Suatu ketika Rasulallah SAW. Menginspeksi para sahabat yang berada dalam satuan perang siap tempur,tujuan adalah Nabi Muhammad SAW.ingin meminta maaf kepada para sehabatnya apabila dalam memimpin di medang laga khususnya telah melakukan kesalahan.Inilah salah satu sikap Rasulallah SAW.terhadap para sehabatnya, yaitu tidak menunda-nunda kebaikan walaupun itu dilakukan terhadap orang yang menjadi bawahannya.
“ Apakah ada diantara kalian yang pernah aku sakiti tetapi aku tidak menyadarinya” demikian ucap Beliau di tengah kerumunan sehabatnya. Sudah pasti tidak ada satupun sehabat yang menjawab, karena mereka tahu dan sadar benar bahwa mereka tidak pernah disakiti oleh Rasulallah SAW baik secara sadar ataupun tidak, kalaupun ada itu bukan dianggap suatu kesalahan. “ Tidak Ya Rasulallah,” demikian jawaban itu terlontar secara serempak dari para sehabat.
Tetapi setelah itu terdengar dari tengah gemuruh suara sehabat tadi dengan ucapan  “ Ada Ya Rasulallah SAW, aku pernah kau sakiti, ketika engkau sedang merapikan pasukan berkuda dengan menggunakan pecut, lalu pecut itu mengenai diriku, tetapi mungkin kau tidak menyadari “ demikian ucap sehabat di tengah keheningan suasana. Rasul berkata” sekarang apa yang kau kehendaki dari diriku “ Beliau menjawabnya. Kata sehabat “ Aku akan membalas sesuai dengan kesalahan yang engkau perbuat terhadap diriku.” Mendengar jawaban yang lantang dan cukup berani itu para sehabat terasa terusik bahkan marah, terutama Umar ibnu khatab yang terkenal agak temperemental, berani dan tegas, apalagi menyangkut diri Rasulallah SAW. Kata beliau wahai umar biarkan dia membalas saya dengan  cara memecut diriku sebagai mana kesalahan yang aku lakukan menurut persinya.Disini terlihat sekali sikap kepemimpinan Beliau yang kesatria sebagai seorang panglima terhadap prajuritnya, tanpa mengklarifikasi tuduhan tersebut, namun langsung diterima sebagai kesalahan dirinya. “ Coba maju kedepan dan sekarang pakailah pecut ini untuk memecut tubuhku sebagai balasan dan tebusan yang pernah aku lakukan terhadap dirimu “ demikian ujar beliau. Bagaimana reaksi sehabat tersebut, dia tidak langsung memecut Rasulallah SAW. Tetapi barujar lagi “ Ketika aku terpecut aku dalam keadaan tidak memakai baju sehingga terasa sekali dan membekas di badanku, oleh karena agar adail dan seimbang balasan itu maka bukalah bajumu sebelum aku memecutmu “ mendengar jawab ini para  sehabat semakin geram melihat tingkah sehabat itu karena dianggap sudah melampawi batas dan bertindak tidak sopan terhadap diri Nabi yang mulia, namun Beliau mencegah aksi sehabat lainnya. “ Baiklah sekarang Aku buka bajuku dan cambuklah “ apa yang dilakukan sehabat itu, diluar dugaan bukannya memecut Rasulallah SAW. Tetapi dia memeluk dengan erat tubuh Rasulallah SAW. Yang mulia dan menciuminya sehungga tubuhnya dengan tubuh Nabi bersatu. Lalu Rasulallah SAW. Berkata “ Kenapa engkau tidak memecutku malah memeluk dan menciumi tubuhku “ sehabat berkata bahwa tubuh seorang umatmu yang pernah menyentuh tubuhmu tidak akan tersentuh oleh api neraka, oleh karena aku berpikir dengan cara seperti inilah aku dapat memelukmu dengan erat dengan rasa cinta dan haru karena aku bahagia telah memelukmu. Rasulallah SAW. Membiarkan karena sebahat itu benar. Para sehabat yang lain terdiam dan terpesona dengan sikap sehabat yang cerdas itu.


Sabtu, 14 Agustus 2010

POLA HIDUP ZUHUD

Keberadaan seorang pemimpin menjadi panutan rakyatnya.Jadi jika ingin melihat karakter suatu bangsa maka lihatlah bagaimana pola hidup pemimpinnya. Di zaman sekarang , hidup serba instan sudah menjadi gaya dan   pola hidup para pemimpin, mereka hidup mewah dan serba konsumtif,rumah mewah, deposito,mobil, dolar, rebutan jabatan, bahkan sampai memanifulasi hukum guna mendapatkan rupiah mereka lakoni. Lihat saja kasus-kasus korupsi yang tidak kunjung selesai,saling menghujat antar pemimpin, pertikaian antar konglomerat,dan rebutan proyek serta  peristiwa lain yang berujung untuk mendapatkan pulus dan mempertahankan jabatan. Penemona ini setiap hari mewarnai pemberitaan baik melalui media cetak atau elektronik.Tentu saja sebagai masyarakat yang cinta damai dan hidup dengan keharmonisan yang tinggi serta menghargai hak orang lain, kita sengat mendambakan para pemimpin yang memperhatikan rakyatnya agar hidup sejahtera,makmur dan dihormati haknya sebagai warga negara. Pemimpin yang benar adalah tidak kenyang perutmya  sebelum rakyatnya kenyang, selalu lapar sebelum rakyatnya lapar, tidak menjatuhkan hukuman karena takut turun jabatan, hukum diberlakukan walau menyentuh pribadi dan koleganya,jujur,berani dan selalu mengedepankan dan memikirkan rakyat.Lihat Saidina Umar Ibn Khotob setiap malam berkeliling ke pelosok desa dengan memanggul sendiri gandum di pundaknya guna diberikan kepada rakyatnya karena khawatir tidak bisa tidur karena lapar perutnya.Ketika di tanya pembantunya, kenapa bukan akau saja yang memanggul gandum itu hai tuan, beliau berujar apakah kamu mau menanggung tanggungjawabku di hari kiamat karena aku telah menelantarkan rakyatku. Mari kita lihat pula bagaimana Rasulallah SAW. sebagai seorang pemimpin besar, panglima perang,kepala pemerintahan bahkan pemimpin  dunia- akhirat, hidup sangat sederhana , di rumah Beliau cuma terdapat selembar tikar dan makanana yang sangat sederhana, bahkan terkadang roti yang sudah kering, sehingga Beliau sering kali berpuasa atau mengganjal pertunya karena rasa lapar karena tidak ada makanan yang dapat dimakan.Rumahnya berhampar pasir dan pelepah korma.Padahal jika beliau menginginkan hidup mewah dan berkecukupan sudah pasti bisa, doanya tidak pernah di tolak Allah SWT. tetapi hal itu tidak dilakukan, karena begitu besar tanggungjawabnya terhadap rakyat yang dipimpinnya. Setiap kamu adalah pemimpin,dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungajawabnya di hadapan Allah SWT, demikian sabda Beliau. Jadi untuk menjadi pemimpin yang bertanggungjawab terhadap rakyatnya,yang pertma harus disadari adalah jabatan,harta dan apapun bentuknya adalah amanah yang berat akibatnya.Oleh kerena itu tanamkanlah pada setiap orang rasa zuhud, agar kita tidak serakah dan menghargai hak orang lain,sadar akan ada kematian setelah hidup dan ada tanggungjawab setiap langkah dan sikap kita di dunia ini , terutama mereka yang menjadi tanggungjawab kita sebagai pemimpin informal, di rumah tangga atau sebagai pemimpin formal di masyarakat apapun bentuk dan namanya. sekian.......